Interkoneksi dari Kalimantan Barat ke Sarawak adalah sirkit 100 kV dengan biaya sekitar US$150 juta.
Interkoneksi Sumatera-Malaka sebesar 500 kV dan diperkirakan memakan biaya sekitar US$490 juta serta akan mampu membantu penyaluran tenaga listrik hingga 300 MW dalam tahun pertama operasi dan 600 MW setelah itu.
"Interkoneksi ini benar-benar yang dibutuhkan PLN. Dan begitu ADB memberikan indikasi untuk membantu pembiayaan proyek-proyek ini, kami memintanya untuk memulai persiapan proyek pada tahun 2010 sehingga interkoneksi ini bisa berjalan pada tahun 2015," tutur Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Bambang Praptono dalam siaran pers yang diterima detikFinance , Jumat (11/12/2009).
Dua interkoneksi yang akan menghubungkan Indonesia dengan Malaysia akan menjadi yang pertama bagi PLN. Interkoneksi ini adalah komponen yang terpadu dari sistem listrik ASEAN yang menjadi agenda penting jangka panjang pemerintah-pemerintah ASEAN.
Pembuatan sistem listrik secara terpadu semacam itu akan memungkinkan dilakukannya pengembangan sumber daya alam secara lebih efisien dan ekonomis.
Interkoneksi ini juga menjadi bagian dari pembangunan jaringan listrik nasional ASEAN secara lebih menyeluruh.
"Dengan sambungan ini, perusahaan-perusahaan pelayanan umum dari dua negara bisa saling mengambil listrik dari pembangkit listrik yang lebih efisien di saat beban puncak untuk memenuhi kebutuhan daripada menggunakan listrik dari pembangkit mereka sendiri yang lebih mahal disaat beban puncak," kata Bambang.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan sampaikan tanggapan